Powered By Blogger

with anak-anak 86

with anak-anak 86

Kamis, 24 Desember 2009

KETERPADUAN KETERAMPILAN MENYIMAK DENGAN FOKUS BERBICARA.

Keterampilan berkomunikasi khususnya dalam hal menyimak dan berbicara penting bagi anak usia dini. Guru Pendidikan Sekolah Dasar merupakan model bagi anak untuk dicontoh, terutama dalam hal mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992) yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa cenderung memberikan dampak negatife terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP secara nasional (Sitepu: 1999).

Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan yang saling melengkapi, keduanya saling bergantung. Seseorang tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada seorangpun yang mendengarkan. Menyimak dan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan. Pada dasarnya, bahasa yang digunakan dalam percakapan dipelajari melalui menyimak dan menirukan pembicaraan.
.
Berbagai Kegiatan Keterpaduan Keterampilan Menyimak dengan Fokus Berbicara
1. Menyimak dan Bercerita
Sebuah cerita bermanfaat untuk masa depan umat manusia. Dengan mendengarkan cerita kita akan memiliki kemampuan imajinatif, matematika dan bahasa. Kebiasaan mendengarkan cerita dapat menambah kemampuan berbahasa, selain itu dapat menanamkan budi pekerti. Orang yang memiliki daya nalar tinggi dan mampu mengatur pikirannya dengan cara sebaik- baiknya agar jelas dan mudah dimengerti oranglain, selalu mampu meyakinkan oranglain dengan cara berbicara. Jadi, daya nalar yang tinggi terletak pada kemampuan berbicara( menggunakan bahasa)
Apabila menyimak cerita dan isi cerita tersebut berkesan biasanya ada keinginan kita untuk menceritakanya kembali tanpa menguraangi makna isi cerita tersebut. Lalu, dengan kata- kata sendiri disampaikan lagi secara lisan kepada orang lain. Setelah mendengarkan cerita, pendengar akan berkomentar akan cerita tersebut.
2. Menyimak dan Bercakap- cakap
Secara langsung komunikasi akan lebih efektif apabila ada pihak pertama dan kedua. Apabila pihak pertama berbicara maka pihak kedua menjadi penyimak atau sebaliknya. Keterkaitan pembicara dalam percakapan biasanya berhubungan erat topik pembicaraan, yang aktual. Selain itu adanya hubungan social yang baik merasa ada kedekatan diantara mereka.
Untuk dapat bertanya maka kita harus dapat memahami isi pembicaraan. Begitu pula bila kita akan menjawab pertanyaan maka kita harus dapat memahami apa yang ditanyakan oleh penanya. Berdasarkan hal tersebut dapat disilmpulkan bahwa kegiatan berbicara tidak lepas dari kegiatan menyimak.

3. Menyimak dan Diskusi
Arena diskusi yang hangat memerlukan kemampuan peserta untuk saling mendengarkan ketika orang lain berpendapat. Cobalah membaca dialog, lalu analisis bahasa dan materi yang menjadi bahan pembicaraan. Diskusikan hasil analisis struktur kalimat dan peragakan intonasi kalimat, tanya para siswa dengan teman-temannya, sehingga diperoleh rumus karakteristik dialog. Selanjutnya coba amati dialog- dialog yang terjadi di sekitar siswa, lalu praktikanlah!



KETERPADUAN KETERAMPILAN MENULIS DENGAN FOKUS MEMBACA.


PREP, Mengembangkan Asosiasi Semantis
PREP merupakan kegiatan prabaca yang direncanakan dengan maksud untuk menjadikan pembaca sadar terhadap apa yang sudah diketahuinya mengenai topik yang akan dibacanya dan guna mengaktifkan memori dan harapan- harapan mereka terhadap bacaan dapat mempelajari langkah- langkah PREP sebelum membaca secara individual, dan PREP dapat dijadikan sebagai bagian dari aktivitas pr abaca.

PREP terdiri atas tiga tahap yaitu :
Memilijh sebuah kata kunci, frase/gambar dari teks, kemudian membuat asosiasinya dari kata kunci, frase/ gambar tersebut.
Mengemukakan alasan-alasan mengenai asosiasi yang telah dibuat
Mengemukakan asosiasi-asosiasi tambahan isi muncul ketika diskusi berlangsung.

Pelaksanaan ketiga tahap PREEP hampir tidak memerlukan persiapan dan dapat di terapkan pada semua jenis bahan bacaan. PREP juga memberi umpan balik yang Reliable kepada anda untuk mengetimasi pengusaan konsep dan latar belakang pengetahuan yang telah anda miliki sehubungan dengan suatu topic bacaan. Contoh latihan melakukan asosiasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Latihan berasosiasi secara klasikal
Misalnya kemukakan apa yang anda bayangkan ketika melihat kata vitamin:
Latihan berasosi secara berpasangan atau berkelompok
MIsalnya anda menemukan sepuluh kata tulislah apa yang di ingat atau dipikirkan dengan kata–kata tersebut dengan menuliskannya pada bagian yang bergaris disebelah kata–kata tersebut. Kemudian, bandingkan dengan hasil pekerjaan teman–teman anda. Perhatikan persamaan dan perbedaan antara daftar yang anda buat dengan yang di buat oleh teman–teman anda.
Formulir dan Tanggapan terhadap buku
Salah satu cara yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman tentang isi suatu bacaan atau buku adalah memberikan tanggapan atau komentar terhadap buku ynag sudah di baca. Komentar tersebut dapat memberikan gambaran mengenai pikiran dan perasaan terhadap buku yang telah di baca. komentar dapat di tulis di formulir tanggapan.
Formulir tanggapan terhadap buku yang telah di baca antara lain berisi:
1. Judul buku
2. Nama pengarang
3. Jenis buku
4. Informasi mengenai tingkat kesulitan
5. Komentar mengenai keunggulan – keunggulan buku
6. Saran – saran untuk teman mengenai manfaat membaca buku tersebut
7. Identitas pembaca atau pengisi formulir
Kegiatan pemberian tanggapan terhadap buku selain bermanfaat bagi latihan membaca pemahaman dan belajar memberi penilaian terhadap sebuah buku yang telah di baca secara singkat, juga bermanfaat sebagai latihan pendahuluan bagi pelajaran menulis resensi buku.

Menulis sinonim dan hiponim
Sebagai upaya untuk melatih berasosiasi guna menguatkan kemampuan dalam menggunakan metode top-down dan sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan menguasai kosakata sehubungan dengan proses membaca secara bottom-up dapat dituliskan kata-kata yang bersinonom dan berhiponim.
Melengkapi bagian-bagian bacaan
Untuk melatih dan memonitor kemampuan memahami bahan bacaan tertentudapat dilakukan dengan latihan melengkapi bagian-bagian teks yang tidak lengkap.
Ada beberapa variasi latihan yang dikembangkan antara lain :
Menulis bagian-bagian teks yang sengaja dikosongkan atau tidak lengkap dengan menggunakan kata-kata yang sesuai
Memasang kata-kata yang sesuai dengan bagian-bagian teks kosng yang telah disediakan.
Menuliskan kata-kata jenis tertentu yang dihilangkan dari teks
Menulis ringkasan bacaan
Karangan memiliki sebuah tema atau topik utama. Tema atau topik utama itu, kemudian dikembangkan menjadi rangkaian bagian-bagian karangan yang terdiri dari paragraf-paragraf. Setiap paragraf memiliki sebuah tema atau topik utama yang mendukung tema atau topik untuk karangan. Untuk memahami sebuah karangan atau buku, pembaca harus dapat memahami tema atau topic utama yang terkandung dalam setiap paragraf yang membentuk keseluruhan karangan atau buku itu. Tema atau topic utama dapat ditemukan pada bagian awal, akhir atau awal dan akhir paragraf atau mungkin dalam keseluruhan kalimat yang membangun sebuah paragraf.
Guna memahami dan mengingat isi suatu bahan bacaan atau buku dengan menuliskan ringkasan bahan bacaan atau buku yang telah dibaca. Untuk tujuan itu, dapat terlebih dahulu mencatat tema atau topik utama yang terkandung dalam setiap paragraf pada setiap bacaan atau buku. Kemudian dengan memanfaatkan bahan catatan itu maka dapat menuliskan ringkasan isi bacaan atau buku dengan menggunakan kata-kata sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar